Let's Talk About Love
Title : Let’s Talk About Love (Fanfiction)
Author : Ires
Acc FB : Ires Tiiara
Acc Twitter: @Irestiara19
Cast : Kim Yuri as You
Kim Kai as Kai
Oh Sehun as Sehun
And others....
Genre : Romance, yadong (sedikit), sad, sociallife, etc..
Length : Fanfiction
Author : Ires
Acc FB : Ires Tiiara
Acc Twitter: @Irestiara19
Cast : Kim Yuri as You
Kim Kai as Kai
Oh Sehun as Sehun
And others....
Genre : Romance, yadong (sedikit), sad, sociallife, etc..
Length : Fanfiction
^^Quotes^^
~aku mencintaimu dan aku mencintainya.. apa yang harus aku lakukan (Yuri)~
~jadilah milikku seutuhnya, aku pikir aku mulai menyukaimu (Kai)~
~melihatmu pertama kali, aku sudah menyukaimu. Berikan aku kesempatan untuk bisa mendapatkan cintamu (sehun)~
~aku mencintaimu dan aku mencintainya.. apa yang harus aku lakukan (Yuri)~
~jadilah milikku seutuhnya, aku pikir aku mulai menyukaimu (Kai)~
~melihatmu pertama kali, aku sudah menyukaimu. Berikan aku kesempatan untuk bisa mendapatkan cintamu (sehun)~
=> Kau datang membawa cerita, cerita cinta yang entah mulai kapan aku merasakannya, namun semua berubah disaat aku mencintaimu. sekarang, disaat aku mulai melupakanmu, dia datang dan membawa ku kembali untuk menemukan arti cerita cinta yang sesungguhnya. Dan, hatiku memilih dia <=
**Happy Reading**
In Night Pink Club~
“hey Yuri, sudah berapa gelas bir yang sudah kau minum eoh?” Tanya sahabat Yuri yang bernama Yoona.
“hey!! Sudah berhenti minumnya! Kau sudah cukup mabuk yuri” sambung Yonna yang tak digubris oleh Yuri.
“aish kau ini! Jinja!” kali ini Yoona sudah mulai kesal.
Terdengar bunyi handphone yoona yang menandakan panggilan masuk, dengan segera Yoona mengangkat telponnya.
“yeoboseo? Eoh, eomma? Waeyo? Sekarang? Baiklah aku akan pulang” Yonna mematikan telponnya dan langsung menatap sahabatnya yang tengah mabuk di club malam. Ya.. Yuri dan Yoona tengah berada di club malam untuk minum dan bersenang senang disana. Yoona yang sebenarnya tak tega meninggalkan sahabatnya Yuri itu yang tengah mabuk dan dilanda masalah keuangan keluarga ini sekarang benar benar tengah dalam keadaan kacau balau, entahlah apa yang ada dipikiran Yuri saat ini, tak ada seorang pun yang tau kecuali dirinya sendiri dan tuhan yang tau.
Yoona menatap sekeliling club malam itu, banyak lelaki yang tak yoona kenal disana. Bagaimana bisa Yoona tega meninggalkan Yuri dalam keadaan mabuk dan tak sadarkan diri? Bahkan tak jarang lelaki yang mencuri curi pandangan pada Yoona dan Yuri dengan tatapan yang bisa dibilang err.. genit.
“hey, Yuri! Ibuku menyuruhku pulang sekarang. Kau ingin ikut bersamaku atau kau tetap disini? Ini sudah larut malam, kau tau? Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12 malam”
“yaaa! Jika kau ingin pulang, pulang saja! Aku akan disini sampai aku merasa bosan!”
“baiklah, aku pulang.. jaga dirimu baik baik”
Yoona pun akhirnya pergi meninggalkan Yuri seorang diri. Entah apa Yuri menyadarinya atau tidak. Banyak lelaki yang sedari tadi memandanginya yaa.. mungkin bisa dibilang dengan tatapan yang genit dan pikiran yang kotor. Bagaimana tidak dengan pikiran yang sangat kotor? Bahkan pakaian yang dikenangan Yuri pun sangat sexy. Yuri hanya menggunakan baju berwarna merah yang sangat ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya bisa terlihat dengan jelas dan dipadukan dengan hotspants hitam yang sangat pendek dengan highils berwarna merah.
Sebelumnya, Yuri tak pernah seperti ini. Yuri bahkan tak pernah mabuk-mabukkan dan pergi ke club malam apa lagi sampai tengah malam begini. Bahkan sekarang, Yuri bisa dibilang berubah 180 derajat. Prusahaan orang tua Yuri akan mengalami kebangkrutan jika Yuri tak mau menikah dengan anak salah satu infestor terbesar dari Perusahaannya. Itulah yang membuat Yuri sampai seperti ini.
***
Disisi lain, 6 orang laki-laki yang sangat tampan memperhatikan Yuri yang sedari tadi terus meminum bir nya tanpa henti.
“hey, Kai! Aku punya tantangan untukmu” ucap chanyeol, salah satunya dari 6 laki-laki tersebut.
“apa itu?” jawab kai
“kau lihat wanita yang disana?” menunjuk kearah yuri.
“eoh, aku lihat. Wae?”
“aku punya tantangan untukmu, mungkin ini sedikit gila. Tapi aku juga tak yakin kau bisa melakukan tantangan dariku ini”
“kau meremehkanku! Katakana apa tantanganmu?! Aku bisa melakukan apa saja yang aku inginkan!!” ucap kai yang kali ini mulai geram.
“jika kau bisa mendekati wanita itu, aku akan mentraktirmu apa saja yang kau inginkan dalam sebulan penuh”
“hah, Cuma mendekatinya? Itu sangat mudah”
“hey tunggu! Tak hanya mendekatinya, tetapi kau juga harus bisa menikmati tubuhnya yang sangat sexy itu” kali ini Chanyeol tersenyum licik.
“kau gila eoh?! Bagaimana mungkin!”
“wae? Bukankah kau bilang seorang Kai, bisa melakukan apa saja? Kalau begitu buktikan lah pada kami!”
“cih, tantangan gila macam apa ini!” kali ini Kai sudah sangat geram.
“kalian lihat? Kai tak ingin melakukannya.. haha, berarti kata-katanya ini hanyalah omong kosong belaka” ucap chanyeol pada temannya yang lain, yang hanya dibalas dengan tawa remeh mereka.
“baiklah! Aku terima tantanganmu!
***
Kali ini Kai mendekati Yuri, dengan duduk disampingnya.
“siapa kau, berani-beraninya duduk disampingku?!” kali ini yuri membuka suara.
“annyeong, naneum Kai imnida”
“cih, aku tak perduli!” ucap Yuri yang terlihat tak perduli sama sekali.
“aku memperhatikanmu dari tadi, aku pikir kau sedang ada masalah. Ceritakan padaku, mungkin aku bisa membantu masalahmu”
“hey! Ada apa dengan dirimu ini? Aku tak mengenalmu. Kau juga tak akan mungkin bisa menyelesaikan masalahku ini”
“ceritakan padaku, aku akan mencoba untuk membantu masalahmu. Siapa namamu nona?”
“naneun Yuri imnida”
Yuri pun menceritakan semua masalahnya pada Kai, entah ada angin apa yang bisa membuat Yuri mau menceritakan semua masalahnya pada lelaki yang jelas-jelas baru saja ia kenal. Dan anehnya lagi mereka sudah bertukaran nomor telpon, entah siapa yang memulainya. Dan kini Kai dan Yuri berada didalam satu mobil. Mobil itu bukan milik Yuri, yaa itu adalah milik Kai, Kai mengantarkan Yuri pulang kerumahnya dan bahkan sekarang mereka sudah berada didepan rumah Yuri. Terlihat mewah dan megah rumahnya, ya, jelas saja.. Yuri adalah anak dari seorang pebisnis yang mendirikan sebuah perusahaan yang sangat sukses dimasanya, namun sekarang hanya tinggal harapan. Perusahaannya akan mengalami kebangkrutan, dikarenakan penipuan oleh salah satu perusahaan infestor diperusahaan orang tua Yuri, yang menipu dengan uang yang miliaran.
Ketika Yuri ingin membuka pintu mobil Kai, tangan Yuri ditarik oleh Kai dan Kai langsung memegang tengkuk Yuri, Chuu~ ya mereka berciuman disaat Yuri masih dalam keadaan mabuk.
“hmmpptt” desah yuri.
Semakin lama ciuman itu semakin dalam, 5 menit sudah mereka berciuman dan Kai mulai melepaskan ciuman itu.
“cha, masuklah kedalam rumahmu. Bye, sampai ketemu lain waktu” ucap Kai ketika Yuri sudah turun dari mobilnya. Dengan cepat Kai menginjakan gasnya dan meninggalkan Yuri didepan rumahnya.
***
Sekarang, jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi dan Yuri baru pulang kerumah dengan badan yang sempoyongan. Yaa, Kai dan Yuri menghabiskan waktunya untuk meminum bir diclub malam itu, dan bahkan yang paling parah Kai dan Yuri sudah berani berciuman.
Baru saja Yuri memasuki rumah yang sudah gelap dengan lampu yang dipadamkan satu langkah, dua langkah, tiga langkah yuri berjalan ingin menuju kamarnya, lampu rumah itu pun menyala.
“dari mana saja kau?! Sudah larut malam baru pulang!” ucap kwon hee jong, ayah kandung Yuri.
“itu bukan urusanmu aboeji! Sudahlah aku lelah”
“tentu saja itu urusanku! Karena kau anakku!!” kali ini, nada bicara kwon hee jong mulai terlihat benar-benar marah.
“aku anakmu? Jika aku anakmu, kau tak akan setega ini untuk menjodohkanku dengan anak dari insfestor itu! Bahkan aku tak mengenal lelaki itu!! Aku ini anakmu!!”
~Plakk!~ sebuah tamparan tepat mendarat dipipi mulus Yuri.
“wae?! Aku benarkan?! Dan aku!! Tak akan pernah mau dijodohkan, dengan lelaki manapun!” tanpa Yuri sadari, cairan bening tumpah dari matanya dan langsung pergi kekamar meninggalkan ayahnya sendirian.
***
Matahari pun kini memancarkan sinarnya dengan cerah. Yuri terbangun dari tidurnya dan mendapati kepalanya sangat pusing, dia mencoba mengingat semuanya dengan jelas. Apa yang dia lakukan kemarin dan bersama siapa, setelah dia mengingat semuanya, Yuri terdiam sejenak.
~dreett.. dreett.. dreett~ pertanda panggilan masuk dihandphone Yuri.
“yeoboseo?”
“……”
“jigeum?”
“……”
“arraseo”
Yuri memutuskan panggilan dan segera bersiap-siap untuk bertemu seseorang. 10 menit kemudian, datanglah mobil berwarna hitam yang terlihat mewah itu didepan rumahnya. Yuri pun tersenyum entah ada angin apa, baru kali ini Yuri merasakan kenyamanan berada didekat seorang lelaki.
“eomoni, abeoji, aku pergi” pamit Yuri.
“eodiyo?”
“molla, aku sudah ditunggu temanku diluar eomoni, aku pergi”
“yaa! Nuguyo?”
Tanpa menjawab pertanyaan ibunya lagi, Yuri dengan cepat menghampiri lelaki itu.
“sudah lama menungguku?”
“aku baru saja sampai” Kai memperhatikan Yuri dari kepala sampai ujung kaki.
“waeyo? Apa ada yang salah denganku?”
“anniyo.. neomu yeppoyo”
Kali ini Kai sukses membuat pipi mulus Yuri merah merona tersipu malu, namun dengan segera Yuri mengalihkan wajahnya agar Kai tak mengetahuinya.
“kajja!” kali ini Kai memecahkan keheningan.
“eodiyo?”
“nanti kau akan tau”
Kini, mobil Kai melaju dengan kecepatan normal menuju kesuatu tempat yang masih Kai rahasiakan. Hening~ itulah yang terjadi saat ini didalam mobil. Tak ada satupun yang berbicara, maupun Yuri atau pun Kai, yaa.. mereka tenang dengan pikirannya masing-masing.
***
“namsan tower?” Tanya Yuri bingung, ketika sampai diNamsan Tower.
“wae? Kau tak menyukainya?”
“anniyo, aku bingung kenapa kau membawaku kemari”
“untuk bersenang-senang” ucap Kai santai disertai senyuman yang sangat manis.
“bersenang-senang?”
“kajja! Kau perlu melupakan masalahmu sejenak” Kai tersenyum lagi.
~Deg~ seketika jatung Yuri berdetak begitu cepat, entah kenapa saat Yuri menatap Kai dengan tatapan seperti ingin mengintrogasi jalan pikiran Kai, Kai malah memberikan senyuman sangat manis untuk Yuri, yang mampu membuat jantungnya berdetak dengan begitu cepat.
***
~In Namsan Tower~
Kai dan Yuri terlihat sangat senang, melupakan masalah mereka berdua sejenak. Tetapi sampai sekarang, Yuri masih belum mengetahui apa tujuan Kai mendekati Yuri. Namun sepertinya, Yuri sudah terbuai oleh perlakuan Kai, dan semua kata-kata manis yang keluar dari mulut Kai.
“hey, Yuri! Lihat lah, kupu-kupu ini cantik sekali!”
“eodi?” mencari arah terbang kupu-kupu yang Kai maksud.
~chuuu..~ kai mencium kening Yuri.
“disini, Kupu-kupu cantik itu berada didepanku” senyum manis itu terlihat lagi.
Tanpa Yuri sadari, Kai mengetahui bahwa wajah Yuri berubah menjadi merah semerah tomat. Yuri pun salah tingkah, dan tanpa sengaja Yuri menabrak seorang laki-laki, sampai buku-buku yang laki-laki itu bawa jatuh berantakan.
“eoh, mianhae” ketika Yuri ingin mengambilkan buku itu, tangan Yuri dan tangan Laki-laki itu bersentuhan. Dengan cepat, Yuri menarik tangannya dan mengambil buku yang lainnya.
“mianhae, jeongmal mianhae”
“gwenchanayo”
“mianhae, aku tidak fokus memperhatikan jalan, hingga aku menabrakmu”
“aigoo.. kau sangat lucu, Gwenchanayo. Eoh, iye.. naneun Oh Sehun imnida” Sehun mengulurkan tangannya.
“eoh? Nde.. Naneun Kwon Yuri imnidia” membalas uluran tangan.
“nama yang bagus” Sehun tersenyum tanpa melepaskan genggaman tangan Yuri.
Kai yang mulai merasa dianggap tak ada pun kini sangat kesal.
“eghem!” kini Kai, mulai mencoba menyadarkan dua manusia itu. Dengan segera, Sehun dan Yuri melepaskan genggaman tangan mereka.
“eoh, mianhae” ucap Sehun.
“nde, gwenchana” Yuri tersenyum.
“eoh, aku harus pergi.. semoga kita bertemu lagi” ucap Sehun sembari disertai dengan senyuman yang dibalas dengan senyuman oleh Yuri, saat Sehun akan pergi.
Entah apa yang Sehun rasakan, kini hatinya berdebar-debar saat pertama kali melihat Yuri dan senyuman manisnya. Apakah Sehun menyukai Yuri sejak pandangan pertaman? Atau hanya kagum belaka? Entahlah.. namun, jika Sehun berjodoh oleh Yuri mungkin mereka akan kembali bertemu.
***
Saat ini, Kai dan Yuri tengah berada di Namsan Tower tepatnya di Gembok Cinta. yaa.. mereka sedang menuliskan apa yang mereka harapkan di gembok itu, dan menguncinya bersama gembok-gembok yang lain. bagi Yuri, namsan tower adalah tempat yang sangat biasa, tapi mungkin Yuri akan beranggapan berbeda.
“hey Yuri, sudah berapa gelas bir yang sudah kau minum eoh?” Tanya sahabat Yuri yang bernama Yoona.
“hey!! Sudah berhenti minumnya! Kau sudah cukup mabuk yuri” sambung Yonna yang tak digubris oleh Yuri.
“aish kau ini! Jinja!” kali ini Yoona sudah mulai kesal.
Terdengar bunyi handphone yoona yang menandakan panggilan masuk, dengan segera Yoona mengangkat telponnya.
“yeoboseo? Eoh, eomma? Waeyo? Sekarang? Baiklah aku akan pulang” Yonna mematikan telponnya dan langsung menatap sahabatnya yang tengah mabuk di club malam. Ya.. Yuri dan Yoona tengah berada di club malam untuk minum dan bersenang senang disana. Yoona yang sebenarnya tak tega meninggalkan sahabatnya Yuri itu yang tengah mabuk dan dilanda masalah keuangan keluarga ini sekarang benar benar tengah dalam keadaan kacau balau, entahlah apa yang ada dipikiran Yuri saat ini, tak ada seorang pun yang tau kecuali dirinya sendiri dan tuhan yang tau.
Yoona menatap sekeliling club malam itu, banyak lelaki yang tak yoona kenal disana. Bagaimana bisa Yoona tega meninggalkan Yuri dalam keadaan mabuk dan tak sadarkan diri? Bahkan tak jarang lelaki yang mencuri curi pandangan pada Yoona dan Yuri dengan tatapan yang bisa dibilang err.. genit.
“hey, Yuri! Ibuku menyuruhku pulang sekarang. Kau ingin ikut bersamaku atau kau tetap disini? Ini sudah larut malam, kau tau? Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12 malam”
“yaaa! Jika kau ingin pulang, pulang saja! Aku akan disini sampai aku merasa bosan!”
“baiklah, aku pulang.. jaga dirimu baik baik”
Yoona pun akhirnya pergi meninggalkan Yuri seorang diri. Entah apa Yuri menyadarinya atau tidak. Banyak lelaki yang sedari tadi memandanginya yaa.. mungkin bisa dibilang dengan tatapan yang genit dan pikiran yang kotor. Bagaimana tidak dengan pikiran yang sangat kotor? Bahkan pakaian yang dikenangan Yuri pun sangat sexy. Yuri hanya menggunakan baju berwarna merah yang sangat ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya bisa terlihat dengan jelas dan dipadukan dengan hotspants hitam yang sangat pendek dengan highils berwarna merah.
Sebelumnya, Yuri tak pernah seperti ini. Yuri bahkan tak pernah mabuk-mabukkan dan pergi ke club malam apa lagi sampai tengah malam begini. Bahkan sekarang, Yuri bisa dibilang berubah 180 derajat. Prusahaan orang tua Yuri akan mengalami kebangkrutan jika Yuri tak mau menikah dengan anak salah satu infestor terbesar dari Perusahaannya. Itulah yang membuat Yuri sampai seperti ini.
***
Disisi lain, 6 orang laki-laki yang sangat tampan memperhatikan Yuri yang sedari tadi terus meminum bir nya tanpa henti.
“hey, Kai! Aku punya tantangan untukmu” ucap chanyeol, salah satunya dari 6 laki-laki tersebut.
“apa itu?” jawab kai
“kau lihat wanita yang disana?” menunjuk kearah yuri.
“eoh, aku lihat. Wae?”
“aku punya tantangan untukmu, mungkin ini sedikit gila. Tapi aku juga tak yakin kau bisa melakukan tantangan dariku ini”
“kau meremehkanku! Katakana apa tantanganmu?! Aku bisa melakukan apa saja yang aku inginkan!!” ucap kai yang kali ini mulai geram.
“jika kau bisa mendekati wanita itu, aku akan mentraktirmu apa saja yang kau inginkan dalam sebulan penuh”
“hah, Cuma mendekatinya? Itu sangat mudah”
“hey tunggu! Tak hanya mendekatinya, tetapi kau juga harus bisa menikmati tubuhnya yang sangat sexy itu” kali ini Chanyeol tersenyum licik.
“kau gila eoh?! Bagaimana mungkin!”
“wae? Bukankah kau bilang seorang Kai, bisa melakukan apa saja? Kalau begitu buktikan lah pada kami!”
“cih, tantangan gila macam apa ini!” kali ini Kai sudah sangat geram.
“kalian lihat? Kai tak ingin melakukannya.. haha, berarti kata-katanya ini hanyalah omong kosong belaka” ucap chanyeol pada temannya yang lain, yang hanya dibalas dengan tawa remeh mereka.
“baiklah! Aku terima tantanganmu!
***
Kali ini Kai mendekati Yuri, dengan duduk disampingnya.
“siapa kau, berani-beraninya duduk disampingku?!” kali ini yuri membuka suara.
“annyeong, naneum Kai imnida”
“cih, aku tak perduli!” ucap Yuri yang terlihat tak perduli sama sekali.
“aku memperhatikanmu dari tadi, aku pikir kau sedang ada masalah. Ceritakan padaku, mungkin aku bisa membantu masalahmu”
“hey! Ada apa dengan dirimu ini? Aku tak mengenalmu. Kau juga tak akan mungkin bisa menyelesaikan masalahku ini”
“ceritakan padaku, aku akan mencoba untuk membantu masalahmu. Siapa namamu nona?”
“naneun Yuri imnida”
Yuri pun menceritakan semua masalahnya pada Kai, entah ada angin apa yang bisa membuat Yuri mau menceritakan semua masalahnya pada lelaki yang jelas-jelas baru saja ia kenal. Dan anehnya lagi mereka sudah bertukaran nomor telpon, entah siapa yang memulainya. Dan kini Kai dan Yuri berada didalam satu mobil. Mobil itu bukan milik Yuri, yaa itu adalah milik Kai, Kai mengantarkan Yuri pulang kerumahnya dan bahkan sekarang mereka sudah berada didepan rumah Yuri. Terlihat mewah dan megah rumahnya, ya, jelas saja.. Yuri adalah anak dari seorang pebisnis yang mendirikan sebuah perusahaan yang sangat sukses dimasanya, namun sekarang hanya tinggal harapan. Perusahaannya akan mengalami kebangkrutan, dikarenakan penipuan oleh salah satu perusahaan infestor diperusahaan orang tua Yuri, yang menipu dengan uang yang miliaran.
Ketika Yuri ingin membuka pintu mobil Kai, tangan Yuri ditarik oleh Kai dan Kai langsung memegang tengkuk Yuri, Chuu~ ya mereka berciuman disaat Yuri masih dalam keadaan mabuk.
“hmmpptt” desah yuri.
Semakin lama ciuman itu semakin dalam, 5 menit sudah mereka berciuman dan Kai mulai melepaskan ciuman itu.
“cha, masuklah kedalam rumahmu. Bye, sampai ketemu lain waktu” ucap Kai ketika Yuri sudah turun dari mobilnya. Dengan cepat Kai menginjakan gasnya dan meninggalkan Yuri didepan rumahnya.
***
Sekarang, jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi dan Yuri baru pulang kerumah dengan badan yang sempoyongan. Yaa, Kai dan Yuri menghabiskan waktunya untuk meminum bir diclub malam itu, dan bahkan yang paling parah Kai dan Yuri sudah berani berciuman.
Baru saja Yuri memasuki rumah yang sudah gelap dengan lampu yang dipadamkan satu langkah, dua langkah, tiga langkah yuri berjalan ingin menuju kamarnya, lampu rumah itu pun menyala.
“dari mana saja kau?! Sudah larut malam baru pulang!” ucap kwon hee jong, ayah kandung Yuri.
“itu bukan urusanmu aboeji! Sudahlah aku lelah”
“tentu saja itu urusanku! Karena kau anakku!!” kali ini, nada bicara kwon hee jong mulai terlihat benar-benar marah.
“aku anakmu? Jika aku anakmu, kau tak akan setega ini untuk menjodohkanku dengan anak dari insfestor itu! Bahkan aku tak mengenal lelaki itu!! Aku ini anakmu!!”
~Plakk!~ sebuah tamparan tepat mendarat dipipi mulus Yuri.
“wae?! Aku benarkan?! Dan aku!! Tak akan pernah mau dijodohkan, dengan lelaki manapun!” tanpa Yuri sadari, cairan bening tumpah dari matanya dan langsung pergi kekamar meninggalkan ayahnya sendirian.
***
Matahari pun kini memancarkan sinarnya dengan cerah. Yuri terbangun dari tidurnya dan mendapati kepalanya sangat pusing, dia mencoba mengingat semuanya dengan jelas. Apa yang dia lakukan kemarin dan bersama siapa, setelah dia mengingat semuanya, Yuri terdiam sejenak.
~dreett.. dreett.. dreett~ pertanda panggilan masuk dihandphone Yuri.
“yeoboseo?”
“……”
“jigeum?”
“……”
“arraseo”
Yuri memutuskan panggilan dan segera bersiap-siap untuk bertemu seseorang. 10 menit kemudian, datanglah mobil berwarna hitam yang terlihat mewah itu didepan rumahnya. Yuri pun tersenyum entah ada angin apa, baru kali ini Yuri merasakan kenyamanan berada didekat seorang lelaki.
“eomoni, abeoji, aku pergi” pamit Yuri.
“eodiyo?”
“molla, aku sudah ditunggu temanku diluar eomoni, aku pergi”
“yaa! Nuguyo?”
Tanpa menjawab pertanyaan ibunya lagi, Yuri dengan cepat menghampiri lelaki itu.
“sudah lama menungguku?”
“aku baru saja sampai” Kai memperhatikan Yuri dari kepala sampai ujung kaki.
“waeyo? Apa ada yang salah denganku?”
“anniyo.. neomu yeppoyo”
Kali ini Kai sukses membuat pipi mulus Yuri merah merona tersipu malu, namun dengan segera Yuri mengalihkan wajahnya agar Kai tak mengetahuinya.
“kajja!” kali ini Kai memecahkan keheningan.
“eodiyo?”
“nanti kau akan tau”
Kini, mobil Kai melaju dengan kecepatan normal menuju kesuatu tempat yang masih Kai rahasiakan. Hening~ itulah yang terjadi saat ini didalam mobil. Tak ada satupun yang berbicara, maupun Yuri atau pun Kai, yaa.. mereka tenang dengan pikirannya masing-masing.
***
“namsan tower?” Tanya Yuri bingung, ketika sampai diNamsan Tower.
“wae? Kau tak menyukainya?”
“anniyo, aku bingung kenapa kau membawaku kemari”
“untuk bersenang-senang” ucap Kai santai disertai senyuman yang sangat manis.
“bersenang-senang?”
“kajja! Kau perlu melupakan masalahmu sejenak” Kai tersenyum lagi.
~Deg~ seketika jatung Yuri berdetak begitu cepat, entah kenapa saat Yuri menatap Kai dengan tatapan seperti ingin mengintrogasi jalan pikiran Kai, Kai malah memberikan senyuman sangat manis untuk Yuri, yang mampu membuat jantungnya berdetak dengan begitu cepat.
***
~In Namsan Tower~
Kai dan Yuri terlihat sangat senang, melupakan masalah mereka berdua sejenak. Tetapi sampai sekarang, Yuri masih belum mengetahui apa tujuan Kai mendekati Yuri. Namun sepertinya, Yuri sudah terbuai oleh perlakuan Kai, dan semua kata-kata manis yang keluar dari mulut Kai.
“hey, Yuri! Lihat lah, kupu-kupu ini cantik sekali!”
“eodi?” mencari arah terbang kupu-kupu yang Kai maksud.
~chuuu..~ kai mencium kening Yuri.
“disini, Kupu-kupu cantik itu berada didepanku” senyum manis itu terlihat lagi.
Tanpa Yuri sadari, Kai mengetahui bahwa wajah Yuri berubah menjadi merah semerah tomat. Yuri pun salah tingkah, dan tanpa sengaja Yuri menabrak seorang laki-laki, sampai buku-buku yang laki-laki itu bawa jatuh berantakan.
“eoh, mianhae” ketika Yuri ingin mengambilkan buku itu, tangan Yuri dan tangan Laki-laki itu bersentuhan. Dengan cepat, Yuri menarik tangannya dan mengambil buku yang lainnya.
“mianhae, jeongmal mianhae”
“gwenchanayo”
“mianhae, aku tidak fokus memperhatikan jalan, hingga aku menabrakmu”
“aigoo.. kau sangat lucu, Gwenchanayo. Eoh, iye.. naneun Oh Sehun imnida” Sehun mengulurkan tangannya.
“eoh? Nde.. Naneun Kwon Yuri imnidia” membalas uluran tangan.
“nama yang bagus” Sehun tersenyum tanpa melepaskan genggaman tangan Yuri.
Kai yang mulai merasa dianggap tak ada pun kini sangat kesal.
“eghem!” kini Kai, mulai mencoba menyadarkan dua manusia itu. Dengan segera, Sehun dan Yuri melepaskan genggaman tangan mereka.
“eoh, mianhae” ucap Sehun.
“nde, gwenchana” Yuri tersenyum.
“eoh, aku harus pergi.. semoga kita bertemu lagi” ucap Sehun sembari disertai dengan senyuman yang dibalas dengan senyuman oleh Yuri, saat Sehun akan pergi.
Entah apa yang Sehun rasakan, kini hatinya berdebar-debar saat pertama kali melihat Yuri dan senyuman manisnya. Apakah Sehun menyukai Yuri sejak pandangan pertaman? Atau hanya kagum belaka? Entahlah.. namun, jika Sehun berjodoh oleh Yuri mungkin mereka akan kembali bertemu.
***
Saat ini, Kai dan Yuri tengah berada di Namsan Tower tepatnya di Gembok Cinta. yaa.. mereka sedang menuliskan apa yang mereka harapkan di gembok itu, dan menguncinya bersama gembok-gembok yang lain. bagi Yuri, namsan tower adalah tempat yang sangat biasa, tapi mungkin Yuri akan beranggapan berbeda.
Tanpa Yuri sadari, Kai menatap Yuri dengan tatapan yang sulit diartikan. bagaimana bisa dia menerima tantangan gila temannya itu, sedangkan sekarang dia sudah benar-benar tau akan sifat dan sikap Yuri? dan bahkan lebih gilanya lagi, malam ini Kai harus menyelesaikan tantangan dari temannya itu, entahlah apa yang Kai pikirkan saat ini. antara Iya atau Tidak.
"Yuri?" panggil Kai dengan tangan yang ditaruh dibelakang tubuhnya.
"eoh, ada apa?"
"aku menyukaimu"
"nde? k..kau bilang apa tadi?"
"aku menyukaimu, aku tau ini terlalu cepat bagimu untuk aku mengungkapkan cinta padamu. tapi aku menyukaimu, aku tak bisa menunggu lebih lama lagi. jika kau menerima cintaku, tolong ambil bunga ini. jika kau tidak terima, buang saja bunga ini" ucap Kai seraya mengeluarkan bunga yang ada ditangannya.
"eoh, ada apa?"
"aku menyukaimu"
"nde? k..kau bilang apa tadi?"
"aku menyukaimu, aku tau ini terlalu cepat bagimu untuk aku mengungkapkan cinta padamu. tapi aku menyukaimu, aku tak bisa menunggu lebih lama lagi. jika kau menerima cintaku, tolong ambil bunga ini. jika kau tidak terima, buang saja bunga ini" ucap Kai seraya mengeluarkan bunga yang ada ditangannya.
Entah ada angin apa, sadar atau tidak, Yuri mengambil bunga pemberian Kai. Kai pun langsung memeluk Yuri dengan erat. Kai sudah tau pasti akan seperti ini, Yuri termakan oleh kata-kata manis Kai.
"Saranghae" ucap Kai mencium kening Yuri.
"nado, saranghae"
"cha.. kajja kita pulang, ini sudah sore"
***
Sebelum Yuri masuk kedalam rumah, Kai berpesan agar nanti malam pukul 7, Kai meminta Yuri untuk datang ke Hotel star light untuk makan malam.
"nado, saranghae"
"cha.. kajja kita pulang, ini sudah sore"
***
Sebelum Yuri masuk kedalam rumah, Kai berpesan agar nanti malam pukul 7, Kai meminta Yuri untuk datang ke Hotel star light untuk makan malam.
Kini Yuri sudah berada di Hotel itu untuk makan malam bersama Kai. mereka mengobrol dan bersenang-senang, dan kini tiba saatnya bagi Kai untuk menjalankan tantangan gila teman-temannya itu, sebelumnya Kai mengajak Yuri untuk melihat-lihat isi kamar hotel yang Kai tempati, dan sekarang lah saatnya.
"Yuri" panggil Kai, dengan lembut.
"eoh?" Yuri menoleh ke arah Kai.
Kai pun langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Yuri, dekat, dan lebih dekat. ~chuu..~ Kai mencium Yuri dengan agresif, dan mencoba meraba tubuh Yuri, sontak saja Yuri terkejut dan mendorong Kai untuk menjauh dari Yuri. Kai pun tak tinggal diam, dia terus mencoba mendekati Yuri. Namun, refleks Yuri langsung menjauhkan tubuhnya dari Kai dan langsung berlari kearah pintu kamar tersebut. Nihil, pintu tersebut sudah dikunci oleh Kai terlebih dahulu. Yuri pun menangis dan menjerit meminta tolong.
"wae, chagi? bukan kah kita sudah berpacaran?" Kai tersenyum licik dan memegang tangan Yuri.
"Tolong!!! Kai, lepaskan tanganku!! Tolong!!" Yuri mendorong Kai dengan sekuat tenaga, hingga Kai terjatuh.
"Tolong!!!" kali ini Yuri berteriak dengan sekeras-kerasnya.
"eoh?" Yuri menoleh ke arah Kai.
Kai pun langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Yuri, dekat, dan lebih dekat. ~chuu..~ Kai mencium Yuri dengan agresif, dan mencoba meraba tubuh Yuri, sontak saja Yuri terkejut dan mendorong Kai untuk menjauh dari Yuri. Kai pun tak tinggal diam, dia terus mencoba mendekati Yuri. Namun, refleks Yuri langsung menjauhkan tubuhnya dari Kai dan langsung berlari kearah pintu kamar tersebut. Nihil, pintu tersebut sudah dikunci oleh Kai terlebih dahulu. Yuri pun menangis dan menjerit meminta tolong.
"wae, chagi? bukan kah kita sudah berpacaran?" Kai tersenyum licik dan memegang tangan Yuri.
"Tolong!!! Kai, lepaskan tanganku!! Tolong!!" Yuri mendorong Kai dengan sekuat tenaga, hingga Kai terjatuh.
"Tolong!!!" kali ini Yuri berteriak dengan sekeras-kerasnya.
tiba-tiba seseorang dibalik pintu itu mendengar teriakan Yuri, dan langsung mendobraknya.
"S.. sehun? tolong aku!" Yuri mencoba berlindung dibalik tubuh Sehun.
"S.. sehun? tolong aku!" Yuri mencoba berlindung dibalik tubuh Sehun.
Saat sehun melihat Kai, dengan cepat Sehun langsung memukul Kai hingga berdarah. Sehun melihat Yuri sejenak, dan langsung membawa Yuri dari hotel itu.
Menangis? iyaa.. mungkin itu lah yang saat ini hanya bisa Yuri lakukan.
Sehun membawa Yuri ketaman dekat sungai Han.
"sudahlah, jangan menangis. ada aku disini" ucap Sehun yang mencoba menenangkan Yuri dan menghapus air mata Yuri dengan ibu jarinya.
"hiks.. hiks.. aku bodoh, aku benar-benar bodoh! bisa-bisanya aku termakan oleh kata-kata manisnya itu! hiks.."
"jangan salahkan dirimu, sudahlah tenangkan dirimu" kali ini Sehun memeluk Yuri dengan hangat dan nyaman.
"kenapa kau bisa ada disana?" kini Yuri mulai tenang dan melepaskan pelukan Sehun.
"hm.. entahlah, mungkin kita berjodoh" ucap Sehun dengan tersenyum.
"yaa!! aku serius Sehun"
"aku juga.." kini Sehun tertawa.
"yaaaa!!"
"aish, kau ini telingaku sakit mendengar jeritanmu. baiklah, aku disana habis makan malam bersama teman-temanku. lalu ketika aku ingin pulang, aku mendengar ada yang meminta tolong. lalu aku mendobraknya, dan ternyata kau yang meminta tolong"
"hmm.. jadi begitu.." Yuri menganggukkan kepala
"apakah mungkin kita sudah ditakdirkan untuk bersama?"
"haha, aku tak yakin akan itu"
"bagaimana dirimu? sudah merasa tenang?"
"aku sudah cukup baikkan, hmm.. gomawo, kau sudah menyelamatkanku" Yuri tersenyum kembali.
"Cheonma" Sehun membalas senyuman itu.
"sudah malam, aku harus pula Sehun"
"hati-hati dijalan"
"eoh, tenang saja"
baru saja Yuri ingin menancapkan gas mobilnya, Sehun langsung memanggil namanya.
"Yuri, tunggu sebentar!"
"ada apa?"
"kau belum memberikan nomor handphone mu padaku" ucap Sehun salah tingkah.
"baiklah, ini kartu namaku. kan disitu ada nomor handphoneku, bye" Yuri pun pergi meninggalkan Sehun seorang diri.
***
Keesokan harinya, kedua orang tua Yuri dan Yuri tengah berada di ruang keluarga untuk membicarakan masalah mengenai perjodohan.
"Yuri, aku ingin bertanya padamu. apakah kau mau menghadiri acara perjodohan itu? kau hanya datang saja, dan selanjutnya jika kau tak menyukai pria itu. kau boleh menolaknya" jelas ayah Yuri.
"baiklah, aku akan melakukannya. tapi eomoni dan aboeji juga haru ikut menemaniku"
"baiklah.. Nanti malam keluarga mereka mengajak kita untuk makan malam, dandan yang cantik ye?" ibu Yuri mulai angkat bicara
"arraseo"
***
~In Satleet Restaurant~
Menangis? iyaa.. mungkin itu lah yang saat ini hanya bisa Yuri lakukan.
Sehun membawa Yuri ketaman dekat sungai Han.
"sudahlah, jangan menangis. ada aku disini" ucap Sehun yang mencoba menenangkan Yuri dan menghapus air mata Yuri dengan ibu jarinya.
"hiks.. hiks.. aku bodoh, aku benar-benar bodoh! bisa-bisanya aku termakan oleh kata-kata manisnya itu! hiks.."
"jangan salahkan dirimu, sudahlah tenangkan dirimu" kali ini Sehun memeluk Yuri dengan hangat dan nyaman.
"kenapa kau bisa ada disana?" kini Yuri mulai tenang dan melepaskan pelukan Sehun.
"hm.. entahlah, mungkin kita berjodoh" ucap Sehun dengan tersenyum.
"yaa!! aku serius Sehun"
"aku juga.." kini Sehun tertawa.
"yaaaa!!"
"aish, kau ini telingaku sakit mendengar jeritanmu. baiklah, aku disana habis makan malam bersama teman-temanku. lalu ketika aku ingin pulang, aku mendengar ada yang meminta tolong. lalu aku mendobraknya, dan ternyata kau yang meminta tolong"
"hmm.. jadi begitu.." Yuri menganggukkan kepala
"apakah mungkin kita sudah ditakdirkan untuk bersama?"
"haha, aku tak yakin akan itu"
"bagaimana dirimu? sudah merasa tenang?"
"aku sudah cukup baikkan, hmm.. gomawo, kau sudah menyelamatkanku" Yuri tersenyum kembali.
"Cheonma" Sehun membalas senyuman itu.
"sudah malam, aku harus pula Sehun"
"hati-hati dijalan"
"eoh, tenang saja"
baru saja Yuri ingin menancapkan gas mobilnya, Sehun langsung memanggil namanya.
"Yuri, tunggu sebentar!"
"ada apa?"
"kau belum memberikan nomor handphone mu padaku" ucap Sehun salah tingkah.
"baiklah, ini kartu namaku. kan disitu ada nomor handphoneku, bye" Yuri pun pergi meninggalkan Sehun seorang diri.
***
Keesokan harinya, kedua orang tua Yuri dan Yuri tengah berada di ruang keluarga untuk membicarakan masalah mengenai perjodohan.
"Yuri, aku ingin bertanya padamu. apakah kau mau menghadiri acara perjodohan itu? kau hanya datang saja, dan selanjutnya jika kau tak menyukai pria itu. kau boleh menolaknya" jelas ayah Yuri.
"baiklah, aku akan melakukannya. tapi eomoni dan aboeji juga haru ikut menemaniku"
"baiklah.. Nanti malam keluarga mereka mengajak kita untuk makan malam, dandan yang cantik ye?" ibu Yuri mulai angkat bicara
"arraseo"
***
~In Satleet Restaurant~
"maaf, kami terlambat" ucap ayah Yuri.
"aigoo.. gwenchana tuan Kwon, aigoo.. anakmu cantik sekali" ucap infestor besar diperusahaan ayahnya Yuri.
"annyeong, Kwon Yuri imnida" Yuri memperkenalkan dirinya.
"nah Yuri, ini anakku.. hey! cepat kenalkan dirimu!" ucap infestor itu.
Dengan malas lelaki yang sedari tadi tak memperhatikan Yuri dan malah sibuk mendengarkan musik menggunakan earphonenya sambil menundukkan kepalanya itu berdiri.
"annyeong, naneun Oh Sehun imnida"
alangkah terkejutnya Yuri, selama ini yang dijodohkan olehnya adalah Sehun.
"s.. sehun?!" panggil Yuri.
"loh Yuri ? kamu disini?" Ucap sehun yang semakin bingung.
"eoh, jadi kalian sudah saling kenal? baguslah, berarti acara perjodohan ini akan lancar tuan Kwon" ucap ayah Sehun, Oh Sa Jang.
"mwo?!" ucap Yuri dan Sehun serempak.
"waeyo? kalian tak mau dijodohkan?" kali ini ayah Yuri membuka suaranya.
"mau!" Yuri dan Sehun kompak lagi.
"aigoo.. kalian ini sungguh pasangan yang serasi, cha.. baiklah 2 hari lagi kalian akan menikah" ucap tuan Oh.
"mwo?! secepat itu kah?" kali ini Yuri angkat bicara.
"nde, dan tak ada yang boleh merubah keputusan kami" ucap tuan Oh.
***
Hari ini adalah hari pernikahan Yuri dan Sehun. Yuri dan Sehun bahkan tak menyangka bisa menikah seperti ini. dengan langkah kaki yang terlihat gerogi, Yuri dan ayahnya menghampiri Sehun untuk mengucapkan janji-janji pernikahan, dan memakaikan cincin pernikahan.
"aigoo.. gwenchana tuan Kwon, aigoo.. anakmu cantik sekali" ucap infestor besar diperusahaan ayahnya Yuri.
"annyeong, Kwon Yuri imnida" Yuri memperkenalkan dirinya.
"nah Yuri, ini anakku.. hey! cepat kenalkan dirimu!" ucap infestor itu.
Dengan malas lelaki yang sedari tadi tak memperhatikan Yuri dan malah sibuk mendengarkan musik menggunakan earphonenya sambil menundukkan kepalanya itu berdiri.
"annyeong, naneun Oh Sehun imnida"
alangkah terkejutnya Yuri, selama ini yang dijodohkan olehnya adalah Sehun.
"s.. sehun?!" panggil Yuri.
"loh Yuri ? kamu disini?" Ucap sehun yang semakin bingung.
"eoh, jadi kalian sudah saling kenal? baguslah, berarti acara perjodohan ini akan lancar tuan Kwon" ucap ayah Sehun, Oh Sa Jang.
"mwo?!" ucap Yuri dan Sehun serempak.
"waeyo? kalian tak mau dijodohkan?" kali ini ayah Yuri membuka suaranya.
"mau!" Yuri dan Sehun kompak lagi.
"aigoo.. kalian ini sungguh pasangan yang serasi, cha.. baiklah 2 hari lagi kalian akan menikah" ucap tuan Oh.
"mwo?! secepat itu kah?" kali ini Yuri angkat bicara.
"nde, dan tak ada yang boleh merubah keputusan kami" ucap tuan Oh.
***
Hari ini adalah hari pernikahan Yuri dan Sehun. Yuri dan Sehun bahkan tak menyangka bisa menikah seperti ini. dengan langkah kaki yang terlihat gerogi, Yuri dan ayahnya menghampiri Sehun untuk mengucapkan janji-janji pernikahan, dan memakaikan cincin pernikahan.
“Oh Sehun bersediakah anda mencintai Kwon Yuri seumur hidup, dalam suka dan duka, dalam sakit ataupun tidak?” Pendeta memulai acaranya.
"saya bersedia" ucap Sehun dengan lantang.
“Kwon Yuri bersediakah anda mencintai Oh Sehun seumur hidup, dalam suka dan duka, dalam sakit ataupun tidak ?” pendeta itu mengulang pertanyaan yang sama yang dilontarkan untuk Sehun.
"nde.. saya bersedia" ucap Yuri tersenyum kearah Sehun.
"saya bersedia" ucap Sehun dengan lantang.
“Kwon Yuri bersediakah anda mencintai Oh Sehun seumur hidup, dalam suka dan duka, dalam sakit ataupun tidak ?” pendeta itu mengulang pertanyaan yang sama yang dilontarkan untuk Sehun.
"nde.. saya bersedia" ucap Yuri tersenyum kearah Sehun.
Cincin pernikahan pun telah terpakai dijari manis keduanya.
"cha.. baiklah, sekarang kalian resmi menjadi sepasang suami istri" ucap pendeta itu.
mendengar ucapan sang pendeta, Sehun langsung mencium Yuri tanpa malu-malu didepan semua orang yang menghadiri pesta pernikahannya. tak lama kemudian Sehun melepaskan ciuman tersebut.
"Saranghaeyo" ucap Sehun sembari mencium kening Yuri.
"nado Saranghaeyo oppa" Yuri pung dengan cepat memeluk Sehun dan menangis bahagia dipelukan Sehun.
"cha.. baiklah, sekarang kalian resmi menjadi sepasang suami istri" ucap pendeta itu.
mendengar ucapan sang pendeta, Sehun langsung mencium Yuri tanpa malu-malu didepan semua orang yang menghadiri pesta pernikahannya. tak lama kemudian Sehun melepaskan ciuman tersebut.
"Saranghaeyo" ucap Sehun sembari mencium kening Yuri.
"nado Saranghaeyo oppa" Yuri pung dengan cepat memeluk Sehun dan menangis bahagia dipelukan Sehun.
*END*
1 komentar:
Wahh!! Seru banget fanficnya.. bikin senyum-senyum aja bacanya. Kunjungi blogku ya
exoandonedirection.blogspot.com
Posting Komentar