Selasa, Juli 08, 2014

[FAN FICTION] You are Like a Coffee #Yesung


You are Like a Coffee











Title : You are Like Coffee
Genre : Hurt
Leght : Oneshoot
Rated : 15
Cast :   1. Cho Hye Mi
            2. Kim Jong Woon (oc)
Author : Electra Kim
Twitter : @Mikelkim2324
Facebook : :@[100000603171053:]

Desclimer
            Halohaaaa ini merupakan ff author yg pertama yg bergenre hurt. Mian ya kalu feel nya kurang dapat, akan tetapi ini asli dari pemikiran author, dont plagiat and dont be silent readers. Harga karya author ya J jika perlu berikan kritik yang membangun agar author semakin semangat dalam menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
Gomawo all, pai pai

~Kamu seperti kopi yang sangat pahit, akan tetapi aku menyukaimu. Ani,bahkan aku pikir aku mencintaimu~


Author POV


Disaat sang surya mulai menampakkkan cahayanya yang bersinar dengan ke angkuhannya, terlihat seorang yeoja yang menetap lurus pada suatu benda. Ya benda itu adalah seorang namja yang tampak sedang bercengkrama dengan teman teman sebayanya.

Sang yeoja terus saja menatap sang namja tanpa berkedip. Akan tetapi padangan yeoja tersebut sangat sulit untuk diartikan.Ia menantap sendu, akan tetapi lengkuhan indahnya yang berwarna cherry tersebut menunjukkan reaksi yang berlawanan. Senyumnya tak pernah lepas ketika memandang sang namja.

“Jong Woon-ah, apa kau tidak bisa menyadari perasaanku ini?”desis sang yeoja yang menatap sang namja tadi.

Tak ada yang mendengar apa yang dikatakan apa yang dikatakan yeoja tersebut karena ia hanya sendiri di bawah pohon rindang yang memberikan kesejukannya. Mungkin  hanya pohon tempatnya berteduh yang mendengarnya. Sang pohon kemudian bergoyang di terpa angin seakan ia mengerti tentang isi hati sang yeoja.

“Jong Woon-ah, aku menyukaimu. Ani, bahkan aku mencintaimu. Sadarilah perasaanku, aku Cho Hye Mi mencitaimu.” Lirih Hye Mi. Tanpa ia sadari butiran butiran kristal menyeruak keluar dari mata hazelnya. Hye Mi kemudian menyeka kristal bening itu sembari berbisik “ aku harap angin dapat menyampaikan semua rasaku padamu.”

Disisi lain terlihat namja-Jong Woon yang sedang kebingungan, ia merasa sedang di awasi, akan tetapi ia sama sekali tidak menemukan sesuatu yang janggal, ia kembali meneruskan bercegkrama bersama temannya.

Dari kejauhan mata hazel itu masih saja menatap Jong Woon, sedangkan yang di perhatikan entah apa yang di rasakan.

Cinta itu memang rumit, terlebih lagi ketika cinta tak saling mengerti.

*******


Di lorong kampus Kyung Hee University terlihat Jong Woon sedang berlari tergesa gesa entah apa yang terjadi sehingga menyebaban namja kyeopta itu menjadi terburu buru. Jong Woon sama sekali tidak memperhatikan jalan sehingga tanpa sadar ia menabrak seorang yeoja.

Sang yeoja pun terjatuh akibat berbenturan dengan sang namja. Entah kenapa seketika waktu seakan berhenti. Kedua anak manusia itu terhanyut dalam dekapan sang waktu. Kedua pasang mata itu seakan saling terpaut sehingga tatapan keduanya seakan tak mampu untuk saling melepaskan.

Kesunyian menyelimuti kedua insan itu, kedua mata itu menunjukkan hasrat yang memancarkan kehangatan. Siapa pun yang melihatnya pasti akan tersedot dalam distrosi kehangatan mereka berdua.

Seakan dekapan sang waktu terlepas, kedua manusia itu mulai tersadar akan apa yang terjadi.

“Apa yang kau lakukan babo? Ini menyakitkan.” Ucapan ketus meluncur begitu saja dari mulut Hye Mi mengintrupsi kinerja tubuh Jong Woon untuk kembali bekerja dengan sadar.

“babo? Kau adalah orang pertama yang menyebutku babo, bahkan orang tuaku saja tidak pernah memanggilku demikian” balas Jong Woon degan sengitnya.

“aku tak menanyakannya padamu, babo” ucap Hye Mi sembari mencibir.

"Kau.. mulutmu sangat tidak terjaga. Aku sangat benci yeoja yang tidak bisa menjaga mulutnya. Lebih baik aku pergi, aku malas meladeni yeoja sepertimu.” Setelah mengucapkan itu, Jong Woon pun berlalu tanpa melihat kembali kepada Hye Mi.

********

Setelah kepergian Jong Woon, tampak perubahan yang begitu mendalam di wajah Hye Mi. Raut wajahnya begitu menyedihkan.

“Jong Woon, tak taukah kau aku begitu senang ketika aku bertabrakan denganmu tadi. Tapi di saat bersamaan aku juga begitu sedih karena kau membenciku. Sebenarnya hati ini ingin menyapamu, ingin menyebut namamu sembari memperlihatkan wajah yang tersenyum ceria. Bukan seperti tadi, seperti saat aku menunjukkan raut wajah yang kau benci. Hatiku sakit, sangat sakit hingga rasanya aku ingin hidupku berhenti disini.” Batin Hye Mi. Butiran kristal bening itu kembali menyeruak tanpa di komando sedikitpun.

Hye Mi kemudian menghapus air matanya.

“ahh,,, kenapa aku cengeng sekali?” ucapnya sembari tertawa hambar

Hye Mi kemudian berbalik arah menuju taman belakang kampus, ia merasa sangat kacau sehingga ia memutuskan untuk tidak ke kelas.

Di taman belakang, ia hanya bermenung, ia seperti mayat hidup. Tatapan matanya yang kosong itu mengarah tanpa tujuan, raut wajahnya begitu sendu. Tak ada lengkungan indah lagi yang tercetak di bibir cherrynya.

Di taman belakang, di bawah pohon itu Hye Mi menumpahkan semua perasaannya. Ia menangis dengan tertahan. Hanya air mata yang mampu menjelaskan semua perasaannya. Padahal ia telah sekuat tenaga menahan dirinya untuk tidak mengeluarkan air matanya, tapi apa yang bisa dia perbuat ketika hatinya tak mampu menahan semua perasaannya. Hanya air mata tanpa isakan yang mampu ia keluarkan. Ia menggigit bibirnya agar tak ada isakan yang keluar. Tubunhya bergetar dengan hebatnya menandakan ia sedang mengeluarkan perasaannnya.

Waktu pun berlalu, akan tetapi hati yang terluka itu masih belum dapat disembuhkan. Sekuat apapun ia mencoba mengendalikan diri dan hatinya, ia masih belum bisa menghentikan butiran bening itu.

“Jong woon-ah, mencintaimu sangat menyakitkan untukku, kau seperti kopi hitam yang pahit, akan tetapi walau bagaimanapun rasanya aku tetap memilih untuk mencintaimu. Sesakit apapun hatiku, aku tetap mencintaimu. Bahkan di saat otakku memerintahkan untuk berhenti mencintaimu, hatiku melawannya. Hatiku tak bisa berbohong. Aku mencintaimu, mencintaimu walau dalam diamku”

********

`Semakin aku berfikir untuk melupakanmu, semakin kuat rasaku untukmu. Kau seperti caffine yang membuatku kecanduan terhadapmu, membuatku tergantung padamu. Aku tahu caffeine buruk untukku, tapi ketika aku telah terjebak aku tak mungkin lepas lagi. Kau melukaiku terlalu dalam, tapi dengan bodohnya aku masih saja mencitaimu`

********

Di hari yang cerah, segerombolan yeoja berlari mengelilingi lapangan. Di tengah lapangan tampak seorang yeoja yang tengah heran karena orang orang datang dan memberikan balon berbentuk hati padanya. Yeoja tersebut tak dapat menyembunyikan keheranannya. Semakin lama balon yang ia dapat semakin banyak, hingga kira kira terdapat 49 balon.

Tiba tiba datang seorang namja lagi yang memberikan sebuah balon padanya. Akan tetapi di tali yang terdapat dalam balon tersebut terdapat sebuah benda kecil yang mengkilap. Benda tersebut semakin lama semakin jelas.

“Haneul-ah, tau kah kau, kau adalah Haneul bagiku. Kau adalah langit biruku, langit biru tempatku menggantungkan harapan dan cintaku. Haneul-ah aku mencintaimu, maukah kau menjadi langit biru tempatku menggantungkan harapanku? Menjadi seseorang yang berarti dalam hidupku?. Jika kau mau menerimaku ambillah balon ini. Ambillah balon yang akan menyempurnakan jumlah balon tersebut menjadi 50 yang juga berarti kau menerimaku dan mau menyempurnakan hidupku yang terasa hampa tanpamu.”

Jong Woon, kemudian berjongkok di hadapan Haneul sembari memejamkan matanya karena takut terhadap penolakan yang mungkin dilakukan Haneul. Sedangkan yeoja itu-Haneul mulai mendekati Jong Woon dan mengambil balon yang tengah di genggam Jong Woon.

“Aku juga menyukaimu oppa”  jawab Haneul sembari tersipu malu.

Lapangan yang tadinya sunyi karena menyaksikan adegan romantis itu mulai ricuh karena menyoraki pasangan baru di kampus mereka. Sedangkan yang disoraki hanya tersenyum malu kepada semuanya.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata milik seorang yeoja mulai berkaca kaca menyaksikan adegan tadi. Yeoja itu-Hye Mi berlari pergi menjauhi lapangan. Hatinya sangat sakit. Ia berlari kencang tanpa memperhatikan jalan sehingga ia menabrak beberapa orang yang berada di tempat yang ia lewati. Sumpah serapah yang ia dapati pun tak dihiraukannya, yang ada di fikirannya hanya cara untuk menghilangkan rasa sakit di hatinya.

Tanpa Hye Mi sadari, langkah kakinya kembali membawanya ke pohon yang berada di belakang kampus tersebut. Pohon yang menjadi saksi semua perasaannya, pohon yang juga menyebabkan ia mencintai seorang Namja yang bernama Kim Jong Woon. Fikirannya berputar-putar, ia kembali mengingat awal dari semua rasa cintanya pada Jong Woon.

***flashback***

           
Seorang yeoja terlihat sedang menggapai gapai dahan sebuah pohon, yeoja itu-Hye Mi sedang berusaha mengambil kertas ujiannya yang di terbangkan angin hingga akhirnya menyangkut di pohon tersebut. Berbagai cara telah dia lakukan, akan tetapi apa yang bisa ia perbuat sekarang??? Tubuhnya tidak mampu menjangkau bagian pohon tersebut.
           
Dari kejauhan datang seorang namja yang mengambilkan kertas tersebut dan memberikannya kepada Hye Mi, lalu ia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Hye Mi yang melihat itu hanya tercengang. Tak lama kemudian senyumnya mengembang di hiasi rona wajah yang memerah. Aku menyukaimu, bahkan aku mencintaimu. Kau bagaikan pangeran yang datang tiba tiba di saat aku membutuhkanmu.
           
Sejak saat itu Hye Mi mulai mencari tau tentang namja tersebut. Akhirnya, ia mengetahui semua tentang namja tersebut. Nama namja tersebut adalah Kim Jong Woon, ia kemudian berniat untuk mendekati Jong Woon. Akan tetapi setelah berhadapan langsung dengan Jong Woon mulutnya menjadi tak mampu untuk bicara, ia tak mampu untuk mengeluarkan apa yang ada dalam hatinya. Hingga akhirnya ia hanya dapat melihat Jong Woon dari kejauhan. Dan itu telah menjadi rutinitasnya selama ini.
*****************


Hye Mi hanya mampu tersenyum mengingat kejadian itu, kejadian yang membuatnya tak bisa lepas dari Jong Woon. Butiran kristal itu turun lagi, akan tetapi lengkuhan senyuman itu masih saja terlihat di wajah Hye Mi. Ya,, saat ini Hye Mi memang sedang menangis sambil tersenyum. Miris memang.

“Jong Woon-ah, Semakin aku berfikir untuk melupakanmu, semakin kuat rasaku untukmu. Kau seperti caffeine yang membuatku kecanduan terhadapmu, membuatku tergantung padamu. Aku tahu caffeine buruk untukku, tapi ketika aku telah terjebak aku tak mungkin lepas lagi. Kau melukaiku terlalu dalam, tapi dengan bodohnya aku masih saja mencitaimu”

“Jong Woon-ah, mungkin aku tak akan mampu untuk melihatmu lagi, karena aku memutuskan untuk pergi ke jepang. Karena jika aku masih tetap disini mungkin aku masih belum mampu untuk melepasmu. Aku masih begitu bodoh karena aku masih tetap saja mencintaimu, orang yang bahkan mungkin tidak mengetahui keberadaanku. Biarlah ku pergi dan ku pendam semua ini, aku tak mau jika perasanku membebaniku. Selamat tinggal pangeranku, selamat tinggal kopi hitamku. Biarpun mungkin cinta ini begitu menyakitkan, namun kau tetap merupakan cinta terindah untukku.”


~END~  

Fiuuhhhhh... akhirnya ff nya selesai juga, gomawo ya udah mau baca. Tinggalkan jejak okeyyy??? (y)
Mian typo ne ^^

Tidak ada komentar:

Search